Motorola Moto E yang baru saja resmi dirilis di Indonesia merupakan terobosan baru pabrikan yang kini dimiliki oleh Lenovo untuk segmen low-end. Dengan dual SIM card dan desain yang sama sekali jauh dari kesan murahan rasanya Moto E takkan butuh waktu lama untuk menuai kesuksesan. Berbeda dengan Moto G, untuk smartphone Android murah terbarunya ini pihak pabrikan memberikan desain yang menyertakan slot microSD.
Harga Motorola Moto E Lazada saat ini dibanderol Rp 1,3 juta dan memang untuk harga tersebut smartphone Android murah ini bakal berhadapan dengan Xiaomi Redmi 1s. Namun jangan lupa bahwa stok Redmi 1s sangatlah terbatas, bahkan saat tulisan ini dibuat pun penjualan resminya di Indonesia sudah berakhir dan tidak tampak akan diperpanjang lagi. Keunggulan Moto E dibanding Redmi 1s bukan semata soal ketersediaan stok saja, layanan purna jual Motorola pun jelas lebih teruji daripada Xiaomi.
Harga Motorola Moto E Lazada saat ini dibanderol Rp 1,3 juta dan memang untuk harga tersebut smartphone Android murah ini bakal berhadapan dengan Xiaomi Redmi 1s. Namun jangan lupa bahwa stok Redmi 1s sangatlah terbatas, bahkan saat tulisan ini dibuat pun penjualan resminya di Indonesia sudah berakhir dan tidak tampak akan diperpanjang lagi. Keunggulan Moto E dibanding Redmi 1s bukan semata soal ketersediaan stok saja, layanan purna jual Motorola pun jelas lebih teruji daripada Xiaomi.
Desain yang diusungnya sendiri bukan merupakan desain baru. Desain ini pertama kali diperkenalkan pada ponsel Android Motorola untuk segmen high-end yaitu Moto X. Sebelum kemudian diaplikasikan pada Moto E pun beberapa waktu sebelumnya sudah pula diaplikasikan untuk Moto G. Karenanya meski dibanderol dengan harga murah soal desain dan kualitas Moto E tak bisa dianggap remeh.
Dengan tebal maksimal 12,3 mm dan berat tak lebih dari 142 gram sangat sulit untuk tidak mempertimbangkan ponsel ini saat seseorang hendak membeli ponsel Android di bawah Rp 2 juta-an. Lebih-lebih dengan casing belakang model matte jelas kesannya lebih mewah dibanding para kompetitor sekelas yang rata-rata menggunakan casing glossy. Tak cukup sampai di situ, untuk memaksimalkan perlindungan maka ponsel ini juga telah dilapis dengan pelindung Gorilla Glass 3.
Layarnya memang tak menampilkan resolusi HD lebih-lebih full HD yang selama ini sudah umum ditemukan pada ponsel kelas mid-end dan high-end. Namun demikian untuk harga yang bahkan kurang dari Rp 1,5 juta kualitas layar Moto E rasanya sudah lebih dari layak.
Digunakan di luar ruangan pun layar ini masih terbaca dengan baik, kecuali Anda menempatkannya persis di bawah sinar matahari.
Meski demikian sebagai sebuah ponsel yang dibanderol murah wajar saja jika pihak pembuat menekan biaya produksi seoptimal mungkin dengan mengurangi beberapa fitur. Salah satu fitur yang tidak terdapat pada Moto E adalah kamera depan, mungkin dianggap kelemahan bagi sebagian orang namun jangan lupa beberapa tahun lalu Nokia Lumia 710 pun yang dibanderol hampir Rp 3 juta-an kala itu juga belum memiliki kamera depan.
Kamera utama yang memiliki resolusi 5 MP juga bisa dibilang fitur pahe karena belum dilengkapi dengan auto focus ataupun LED flash.
Pada spesifikasi Motorola Moto E juga bisa dilihat tak ada keistimewaan mencolok. Prosesornya mengandalkan prosesor dual-core Cortex A7 1.2 GHz dan bersanding dengan RAM 1 GB. Meski demikian pihak pabrikan cukup sukses mengoptimasi software nya sehingga meski spek Moto E terkesan pas-pasan namun performanya terbilang mulus termasuk ketika digunakan untuk menjalankan aplikasi sosial media seperti Facebook atau Twitter.
Motorola Moto E memang bukan ponsel yang istimewa, namun kalau boleh diibaratkan sebuah mobil maka Moto E ini layaknya sebuah Toyota Avanza atau Xenia yang meski tidak memiliki keistimewaan namun sangat tangguh, awet, multifungsi dan yang paling penting adalah harganya terjangkau.
Sumber: http://bursahargaponsel.blogspot.com
Dengan tebal maksimal 12,3 mm dan berat tak lebih dari 142 gram sangat sulit untuk tidak mempertimbangkan ponsel ini saat seseorang hendak membeli ponsel Android di bawah Rp 2 juta-an. Lebih-lebih dengan casing belakang model matte jelas kesannya lebih mewah dibanding para kompetitor sekelas yang rata-rata menggunakan casing glossy. Tak cukup sampai di situ, untuk memaksimalkan perlindungan maka ponsel ini juga telah dilapis dengan pelindung Gorilla Glass 3.
Layarnya memang tak menampilkan resolusi HD lebih-lebih full HD yang selama ini sudah umum ditemukan pada ponsel kelas mid-end dan high-end. Namun demikian untuk harga yang bahkan kurang dari Rp 1,5 juta kualitas layar Moto E rasanya sudah lebih dari layak.
Digunakan di luar ruangan pun layar ini masih terbaca dengan baik, kecuali Anda menempatkannya persis di bawah sinar matahari.
Meski demikian sebagai sebuah ponsel yang dibanderol murah wajar saja jika pihak pembuat menekan biaya produksi seoptimal mungkin dengan mengurangi beberapa fitur. Salah satu fitur yang tidak terdapat pada Moto E adalah kamera depan, mungkin dianggap kelemahan bagi sebagian orang namun jangan lupa beberapa tahun lalu Nokia Lumia 710 pun yang dibanderol hampir Rp 3 juta-an kala itu juga belum memiliki kamera depan.
Kamera utama yang memiliki resolusi 5 MP juga bisa dibilang fitur pahe karena belum dilengkapi dengan auto focus ataupun LED flash.
Pada spesifikasi Motorola Moto E juga bisa dilihat tak ada keistimewaan mencolok. Prosesornya mengandalkan prosesor dual-core Cortex A7 1.2 GHz dan bersanding dengan RAM 1 GB. Meski demikian pihak pabrikan cukup sukses mengoptimasi software nya sehingga meski spek Moto E terkesan pas-pasan namun performanya terbilang mulus termasuk ketika digunakan untuk menjalankan aplikasi sosial media seperti Facebook atau Twitter.
Motorola Moto E memang bukan ponsel yang istimewa, namun kalau boleh diibaratkan sebuah mobil maka Moto E ini layaknya sebuah Toyota Avanza atau Xenia yang meski tidak memiliki keistimewaan namun sangat tangguh, awet, multifungsi dan yang paling penting adalah harganya terjangkau.
Sumber: http://bursahargaponsel.blogspot.com