Tak tahan melihat gurihnya segmen Low MPV akhirnya Honda pun menerjukan Honda Mobilio untuk bersaing bersama Suzuki Ertiga, Chevrolet Spin dan beberapa merek lain. Permintaan akan sebuah mobil keluarga yang tangguh, hemat namun tetap nyaman memang semakin meningkat beberapa tahun terakhir. Dan Honda berusaha menangkap potensi tersebut dengan Honda Mobilio.
Honda Mobilio dan para kompetitor di kelas yang sama kini membuka babak baru segmen mobil keluarga. Usai sudah masa-masa dimana mobil Van komersial seperti Daihatsu Luxio dan GranMax maupun Suzuki Carry berfungsi ganda sebagai mobil penumpang selain sebagai mobil komersial. Toyota Innova memang masih mampu mengakomodir peralihan dari mobil van komersial ke MPV murni, namun harga dan ukurannya yang relatif besar bukan selera kebanyakan orang.
Honda Mobilio dan para kompetitor di kelas yang sama kini membuka babak baru segmen mobil keluarga. Usai sudah masa-masa dimana mobil Van komersial seperti Daihatsu Luxio dan GranMax maupun Suzuki Carry berfungsi ganda sebagai mobil penumpang selain sebagai mobil komersial. Toyota Innova memang masih mampu mengakomodir peralihan dari mobil van komersial ke MPV murni, namun harga dan ukurannya yang relatif besar bukan selera kebanyakan orang.
Dan disinilah pabrikan menangkap gap yang belum benar-benar tergarap yaitu segmen Low MPV. Kriteria dan definisi “low” pada LMPV sendiri masih rancu. Sebab beberapa mengartikan low dari sudut pandang harga, sementara sisanya mengartikan lebih sebagai dimensi.
Jika melihat varian-varian terendah dari Suzuki Ertiga, Chevrolet Spin, Honda Mobilio dan Nissan All New Grand Livina rasa-rasanya sah-sah saja mengidentikkan “low” dengan harga murah. Namun dalam perkembangannya muncul varian lebih tinggi seperti Chevrolet Spin Activ, Honda Mobilio RS dan Nissan All New Grand Livina HWS Autech yang menjadikan identifikasi kata “low” dikaitkan dengan harga murah tidak lagi relevan. Tengok saja harga Honda Mobilio RS terbaru yang sudah d angka Rp 214 juta.
Apapun itu masing-masing pabrikan sejauh ini tampak sudah siap menggarap kedua definisi tersebut, baik harga maupun dimensi. Dan Honda Mobilio adalah salah satu di antaranya.
Dan meski duet mobil buatan Astra yaitu Avanza dan Xenia merupakan pelopor LMPV namun harus diakui bahwa popularitas istilah ini sendiri baru muncul ketika Suzuki merilis Suzuki Ertiga dan diikuti oleh Chevrolet dengan Chevrolet Spin.
Lagi-lagi sekalipun Avanza dan Xenia adalah perintis namun justru Suzuki Ertiga-lah yang kemudian dianggap sebagai benchmark di kategori LMPV. Namun sebagai pemain yang datang belakangan justru Honda yang diuntungkan karena sudah punya cukup waktu untuk mempelajari strategi para kompetitor dan mempelajari karakteristik konsumen.
Maka tak perlu heran ketika inden Honda Mobilio akhirnya dibuka antrian peminat pun membludak hanya dalam waktu relatif singkat. Keuntungan yang didapat sebagai pendatang baru sekaligus memanfaatkan citra merek yang kuat harus diakui merupakan dua faktor utama di balik suksesnya Honda Mobilio sejauh ini.
Memanfaatkan kedua keunggulan tersebut pabrikan berlogo huruf “H” itu merilis Honda Mobilio dengan desain yang sporti, dinamis dan membawa nuansa berbeda sama sekali dibanding MPV yang sudah dikenal selama ini.
Dengan memanfaatkan basis Honda Brio tak mengherankan jika pada bagian depan kentara sekali persamaan antara kedua mobil tersebut. Bagaimanapun desainer Honda mampu membuat tampak sampingnya proporsional meski sudah pasti dimensinya bertambah. Hanya saja di bagian belakang desain Honda Mobilio tampak merusak estetika.
Bukan hanya bagian-bagian Honda Brio yang dicomot dan ditempelkan pada Honda Mobilio. Beberapa bagian milik All-new Honda City pun mengalami nasib yang sama antara lain grill depan dan dapur pacu.
Pada bagian interior Honda Mobilio lagi-lagi beberapa kesamaan dengan Honda Brio pun kembali bisa diidentifikasi. Pada bagian dashboard sebagian besar adalah part yang sama dengan Honda Brio, hanya ada beberapa tambahan detil yang membedakan kedua mobil ini meski tidak signifikan.
Kelegaan kabinnya sendiri layak diacungi jempol, setidaknya bagian depan dan baris kedua memberikan kenyamanan yang layak. Meski demikian kondisi di baris ketiga masih sama seperti para kompetitor yang minim legroom maupun headroom.
Untuk memaksimalkan ruang kabin maka ban cadangan pun diletakkan di bagian bawah dan bukan di bagasi seperti umumnya mobil terbaru saat ini.
Seperti sudah disebut bahwa dapur pacunya merupakan comotan dari Honda City. Tak ada perubahan apapun yang dilakukan Honda untuk mesin 1.5 liter VTEC ini, hanya saja untuk menyesuaikan dengan bobot Honda Mobilio maka jarak antar gigi dibuat lebih renggang.
Sejauh ini mesin Honda Mobilio adalah yang paling responsif di kelasnya meski suaranya bukan yang terlembut.
Jika melihat varian-varian terendah dari Suzuki Ertiga, Chevrolet Spin, Honda Mobilio dan Nissan All New Grand Livina rasa-rasanya sah-sah saja mengidentikkan “low” dengan harga murah. Namun dalam perkembangannya muncul varian lebih tinggi seperti Chevrolet Spin Activ, Honda Mobilio RS dan Nissan All New Grand Livina HWS Autech yang menjadikan identifikasi kata “low” dikaitkan dengan harga murah tidak lagi relevan. Tengok saja harga Honda Mobilio RS terbaru yang sudah d angka Rp 214 juta.
Apapun itu masing-masing pabrikan sejauh ini tampak sudah siap menggarap kedua definisi tersebut, baik harga maupun dimensi. Dan Honda Mobilio adalah salah satu di antaranya.
Dan meski duet mobil buatan Astra yaitu Avanza dan Xenia merupakan pelopor LMPV namun harus diakui bahwa popularitas istilah ini sendiri baru muncul ketika Suzuki merilis Suzuki Ertiga dan diikuti oleh Chevrolet dengan Chevrolet Spin.
Lagi-lagi sekalipun Avanza dan Xenia adalah perintis namun justru Suzuki Ertiga-lah yang kemudian dianggap sebagai benchmark di kategori LMPV. Namun sebagai pemain yang datang belakangan justru Honda yang diuntungkan karena sudah punya cukup waktu untuk mempelajari strategi para kompetitor dan mempelajari karakteristik konsumen.
Maka tak perlu heran ketika inden Honda Mobilio akhirnya dibuka antrian peminat pun membludak hanya dalam waktu relatif singkat. Keuntungan yang didapat sebagai pendatang baru sekaligus memanfaatkan citra merek yang kuat harus diakui merupakan dua faktor utama di balik suksesnya Honda Mobilio sejauh ini.
Memanfaatkan kedua keunggulan tersebut pabrikan berlogo huruf “H” itu merilis Honda Mobilio dengan desain yang sporti, dinamis dan membawa nuansa berbeda sama sekali dibanding MPV yang sudah dikenal selama ini.
Dengan memanfaatkan basis Honda Brio tak mengherankan jika pada bagian depan kentara sekali persamaan antara kedua mobil tersebut. Bagaimanapun desainer Honda mampu membuat tampak sampingnya proporsional meski sudah pasti dimensinya bertambah. Hanya saja di bagian belakang desain Honda Mobilio tampak merusak estetika.
Bukan hanya bagian-bagian Honda Brio yang dicomot dan ditempelkan pada Honda Mobilio. Beberapa bagian milik All-new Honda City pun mengalami nasib yang sama antara lain grill depan dan dapur pacu.
Pada bagian interior Honda Mobilio lagi-lagi beberapa kesamaan dengan Honda Brio pun kembali bisa diidentifikasi. Pada bagian dashboard sebagian besar adalah part yang sama dengan Honda Brio, hanya ada beberapa tambahan detil yang membedakan kedua mobil ini meski tidak signifikan.
Kelegaan kabinnya sendiri layak diacungi jempol, setidaknya bagian depan dan baris kedua memberikan kenyamanan yang layak. Meski demikian kondisi di baris ketiga masih sama seperti para kompetitor yang minim legroom maupun headroom.
Untuk memaksimalkan ruang kabin maka ban cadangan pun diletakkan di bagian bawah dan bukan di bagasi seperti umumnya mobil terbaru saat ini.
Seperti sudah disebut bahwa dapur pacunya merupakan comotan dari Honda City. Tak ada perubahan apapun yang dilakukan Honda untuk mesin 1.5 liter VTEC ini, hanya saja untuk menyesuaikan dengan bobot Honda Mobilio maka jarak antar gigi dibuat lebih renggang.
Sejauh ini mesin Honda Mobilio adalah yang paling responsif di kelasnya meski suaranya bukan yang terlembut.